Apabila anak-anak sampai jatuh sakit, sudah pasti semua orang tua biasanya langsung panik. Tetapi, kadang tidak jarang juga banyak orang tua yang terlambat menyadari dan nggak segera memberikan pengobatan yang kemudian membuat penyakit semakin parah, lalu akhirnya menyebabkan kematian.
anyak pula orang tua yang sering menganggap remeh penyakit. Orang tua mengira anak hanya pilek, batuk, atau demam. Memang, ketiga penyakit ini ialah penyakit umum yang sering diderita, baik oleh anak-anak atau orang dewasa. Tapi, perlu juga diingat kalau tiga penyakit ini juga merupakan gejala dari berbagai penyakit mematikan!
Salah satu bakteri yang sering dipandang sebelah mata adalah bakteri pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini menjadi penyebab penting dari infeksi, terutama pada pasien dengan sistem pertahanan tubuh yang terganggu. Siapa sangka ternyata bakteri ini juga yang merupakan penyebab dari demam atau diare yang menyerang anak-anak kita.
Bakteri jenis ini bukan ancaman berarti bagi orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, namun bagi bayi, anak-anak, orang tua, penderita diabetes, kanker, dan orang-orang yang daya tahan tubuhnya lemah, bakteri ini bisa juga mengancam nyawa seseorang. Perkembangan penyakit yang disebabkan bakteri jenis ini bisa memburuk dengan cepat.
Tahap awal hanya terlihat seperti flu biasa, lalu kehilangan nafsu makan, mudah lelah, daya tahan tubuh menurun, dan deman tinggi. Kemudian penderita akan sering terasa sakit pada tubuh bagian perut, nyeri dada, dan muncul bintik-bintik merah di sekujur badan. Bila tidak ditangani akan memicu penyakit serius seperti meningitis, pneumonia, dan kanker usus.
Begitu pula yang dialami oleh ibu satu anak ini. Saat itu, ia mengira anaknya hanya demam biasa. Oleh sebab itu, si ibu terus saja memberikan obat penurun panas untuk anaknya. Setelah terus makan obat penurun panas selama 3 hari, suhu tubuh anaknya tidak beraturan dan tiba-tiba mukanya mulai pucat, sulit bernafas, juga terus menangis. ibunya merasa sangat khawatir dan segera memanggil ambulans. Sayangnya, tak lama kemudian setelah mendapat penanganan dari dokter, sang anak menghembuskan nafas terakhirnya.
Dokter mengatakan kalau anaknya terkena infeksi yang disebabkan bakteri pseudomonas aeruginosa. Jika tidak segera diberi penanganan, bakteri ini memang memiliki risiko kematian mendadak bagi penderita sebesar 30%-50%. Sang anak terlambat mendapat penanganan medis. Pembuluh arterinya sudah membengkak dan terjadi penyumbatan total di otak yang menyebabkan sang anak meninggal mendadak.
Dokter kemudian menganjurkan pada semua orang tua untuk memastikan kebersihan dan keamanan lingkungan bayi. Terutama, air yang digunakan untuk membuat susu. Air yang digunakan setidaknya harus dipanaskan sampai suhu 70 derajat, baru pelan-pelan dibiarkan
dingin secara alami. Orang tua juga harus membersihkan botol dengan baik dan teliti. Saat mencuci botol susu, pastikan botol dicuci hingga kering. Tempat penyimpanan susu juga jangan sampai terlupakan.
Kebanyakan orang tua suka menyepelekan kebersihan sendok susu. Terkena air sedikit saja dan tercampur dengan bubuk susu lainnya, akan memudahkan susu menjadi lembab. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk menjaga kebersihan segala hal yang berhubungan dengan anak untuk menghindari risiko berkembang biaknya bakteri pseudomonas aeruginosa. Perlu diketahui kalau bakteri ini senang berada di tempat yang lembab. Selain itu, rumah juga harus dibersihkan secara teratur dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
Semua orang tua di luar sana hendaknya mulai mewaspadai bakteri jenis ini dan jangan menganggap remeh jika anak demam. Penyakit yang disebabkan bakteri pseudomonas aeruginosa jika tidak segera diobati bisa menimbulkan komplikasi serius. Penyakit yang disebabkan bakteri ini pada umumnya dimulai dengan gejala demam dan muncul bintik merah di badan. Jika muncul gejala seperti ini segera periksakan anak ke dokter! Telat sedikit saja, nyawa anak jadi taruhannya dan penyesalan tidak bisa membuat nyawa anak kembali hidup. Maka, jagalah anak sebaik mungkin!