Di zaman modern ini, masih ditemukan keluarga yang menganut "tradisi kuno" yaitu kedudukan suami dianggap lebih "tinggi" daripada istri.
Setelah menikah, istri harus memenuhi segala keinginan suami dan mertua.
Hal ini membuat banyak menantu wanita depresi dan tertekan, tidak sedikit juga dari mereka yang sampai kehilangan nyawanya.
Hal yang sama menimpa seorang wanita bernama Lisa, usia 25 tahun. Setelah menikah, ia melahirkan seorang anak perempuan yang cantik.
Setelah melahirkan, ibunya memberinya obat penambah stamina untuk memulihkan kondisinya pasca melahirkan di rumah sakit, tapi ibu mertua dan suaminya tidak senang, terutama ibu mertuanya.
Ia bergumam, "Melahirkan adalah hal yang wajar, bukan masalah besar. Tidak perlu tinggal di rumah sakit, besok juga sudah bisa pulang."
Mendengar kata-kata ibu mertuanya yang tak berperasaan, Lisa sangat sedih. Ia berharap bisa ditemani ibunya karena itu akan membuatnya merasa lebih baik.
Keesokan harinya, ibu mertuanya menyuruh anaknya pulang dari rumah sakit. Dia juga mengatakan kepada Lisa: "Di rumah lebih nyaman daripada rumah sakit."
Namun dokter menghimbau suaminya untuk membiarkan Lisa untuk tinggal selama beberapa hari di rumah sakit, guna menjaga situasi dan memantau kondisi ibu dan bayi.
Parahnya, ibu mertua dan suaminya tidak setuju dan menuntut supaya Lisa secepatnya keluar dari rumah sakit.
"Bayi yang baru lahir juga bisa dirawat di rumah. 1 hari saja di rumah sakit sudah buang berapa banyak duit? Seperti kita tidak punya rumah untuk tinggal saja", kata ibu mertuanya.
Namun, setelah kembali ke rumah, Lisa tidak bisa istirahat. Kita semua tahu bahwa wanita harus beristirahat setelah melahirkan.
Setelah melahirkan, tubuh wanita kehilangan banyak energi, perlu waktu untuk pulih kembali dan perlu mendapat banyak asupan gizi.
Tapi tidak dengan Lisa, justru sebaliknya, setelah melahirkan dan pulang ke rumah, ia harus langsung kembali masuk ke dapur untuk memasak, melakukan pekerjaan rumah dan lain-lain.
Saat bayinya menangis, ia merasa tidak berdaya, sibuk mengurus pekerjaan rumah sambil harus sibuk mengurus anaknya.
Keluarganya juga tidak mau menyewa pembantu, menganggap bahwa pekerjaan rumah itu mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja yang ada di rumah, menyewa pembantu sama dengan membuang uang karena malas.
Sekalipun tahu bahwa istrinya harus bekerja keras setiap hari, suaminya dengan seenaknya berkata "Sebelumnya, semua wanita juga selalu seperti itu, termasuk ibuku juga, dulu setelah melahirkan dia hanya tinggal di rumah."
Mendengarkan kata-kata suaminya, Lisa hanya diam dan tidak merespons apa pun. Pada saat ini ia memikirkan orangtua kandungnya. Dalam hati, ia memanggil-manggil ibunya. Ia benar-benar ingin meminta ibu kandungnya untuk menemaninya di sini, namun takut menimbulkan masalah dengan ibu mertuanya.
Setelah hari-hari yang sulit, selesai memasak nasi dan sayur, ia merasa tidak enak badan, rasanya sangat tidak nyaman dan lelah.
Setelah mengatakan kepada suaminya bahwa makanan sudah siap dan menyuruh suami serta ibu mertuanya untuk makan, ia sendiri tidak makan dan langsung masuk ke kamar. Di kamar, ia langsung ambruk di atas kasur.
Saat suami dan ibu mertuanya sedang makan, tiba-tiba terdengar bayinya menangis keras dan tidak berhenti setelah beberapa lama.
Ibu mertuanya berteriak, "Bayinya menangis dan dia masih bisa tidur nyenyak, dasar wanita tidak berguna!"
Tapi Lisa tidak menjawab, dan bayi itu masih terus menangis.
Suami dan ibu mertua tetap melanjutkan acara makannya. Setelah selesai makan, di tengah suara tangisan bayi, ibu mertua masih berteriak "Hei, waktunya cuci piring nih!" namun Lisa tidak juga menjawab.
Saat itu suaminya masuk ke kamar sambil memanggil namanya. Namun ketika pintu dibuka, ia terkejut melihat istrinya terbaring tak bergerak di tempat tidur.
Ia pun bergegas mengecek kondisinya dan ternyata Lisa sudah tidak bernafas. Ia pun segera membawa istrinya ke rumah sakit.
Setelah diperiksa dokter UGD, dokter memberi tahu keluarga bahwa Lisa sudah meninggal.
Pemeriksaan lebih lanjut menemukan bahwa Lisa meninggal karena tubuhnya terlalu lemah, selain itu juga ada tanda yang menunjukkan bahwa dia mengalami kelelahan mental, yang akhirnya membuat jantungnya lemah.
Selesai mendengar kata-kata dokter, suaminya jatuh ke lantai, dia memeluk jasad istrinya sambil menangis: "Semuanya salahku, maafkan aku, aku salah …"
Segera setelah itu, orangtua Lisa tiba, mereka menemukan bahwa jasad putri mereka sudah dingin.
Mereka mencari dokter bersangkutan untuk mengetahui penyebab kematian putrinya.
Setelah mendengar jawaban dokter, orangtua Lisa marah besar, ibunya marah dan menyebut keluarga suaminya bukan manusia, dan berteriak: "Kami akan menuntut kalian di pengadilan!"
Di sini, kita belajar sebuah pelajaran: Setelah melahirkan, tubuh wanita berada dalam kondisi lemah, butuh istirahat dan dirawat dengan baik, selain itu juga perlu makanan dan asupan gizi yang cukup.
Kita tidak bisa hidup dengan pemikiran kuno dari generasi sebelumnya bahwa setelah menikah, seorang wanita bisa diperlakukan semaunya oleh keluarga suami hanya karena anak gadis itu telah diserahkan kepada keluarga.
Keluarga suami perlu mencintai menantu perempuannya seperti anak perempuan dalam keluarga sendiri.
Jika demikian, maka kehidupan keluarga baru bisa harmonis, bahagia dan mungkin, tragedi seperti Lisa tidak akan terjadi.