Makan Pisang Saat Usus Belum Siap, Usus Bayi Ini Terlilit hingga Harus Dioperasi

Pasangan suami istri asal Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, I Nengah Simpen (38) dan Ni Luh Wayan Sri Astuti, tak bisa menyembunyikan kekalutannya saat melihat anaknya tergolek lemah bersama seperangkat alat medis di tubuhnya kemarin.

Andika Pradana Putra, bocah mungil mereka yang masih berumur lima bulan, harus menjalani serangkaian operasi pada bagian organ ususnya.

Berdasarkan diagnosis dokter, sang ayah Nengah Simpen menuturkan bahwa anaknya diketahui mengalami gangguan pada ususnya.

Dijelaskannya, bagian usus kecil sang anak terlipat dan masuk ke usus besar, sehingga menyumbat aliran pencernaan.

Dalam istilah kedokteran, kondisi ini disebut intususepsi.

“Iya, kata dokter usus kecil anak saya itu masuk ke usus besar, sehingga terlilit dan akhirnya terluka. Terakhir, kondisi usus anak saya sudah membusuk dan harus dipotong,” tutur Nengah Simpen saat ditemui di depan ruang perawatan intensif untuk anak-anak (PICU/Pediatric Intensive Care Unit), sal Cempaka RSUP Sanglah, Denpasar, Sabtu (14/7/2018).

Nengah Simpen menceritakan, awalnya sang bayi mengalami gejala berupa muntah terus-menerus disertai berak darah.

Hal itu membuat kondisi anaknya memburuk, karena mengalami dehidrasi akut.

Peristiwa ini terjadi sejak sekitar sepekan yang lalu.

“Saat itu belum tahu penyebabnya kayak gimana. Tapi, kata dokter tadi, gara-gara makan pisang. Kata dokter, perut bayi masih belum siap untuk makan pisang saat itu,” tuturnya.

Melihat hal ini, Simpen dan istrinya langsung membawa anaknya ke RSUD Karangasem.

Si anak kemudian menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSUD Karangasem selama sepekan.

Namun, kondisi sang bayi tak kunjung membaik.

Diketahui pada Jumat (13/7/2018) malam, kondisi usus bayi mengalami robek.

Seketika, pihak RSUD Karangasem langsung merujuk sang bayi untuk menjalani operasi di RSUP Sanglah Denpasar secepat mungkin.
“Kemarin malam (Jumat, red) kami langsung diantar menuju ke sini dan masuk di Ruang PICU. Untung saja, tim dokter di RS tadi pagi langsung melakukan operasi pada anak saya. Usus yang dipotong sepanjang 15 cm. Sudah selesai, sekarang masih ditempatkan di PICU,” terangnya.

Proses operasi bayi ini dikerjakan mulai pukul 07.00 – 11.00 WITA, Sabtu (14/7/2018).

Usai operasi, sang bayi masih harus bergelut dengan alat medis demi memulihkan kembali kondisinya.

Menurut dokter, Andika Pradana Putra akan menjalani proses pemulihan hingga tanggal 21 Juli 2018 mendatang.

“Doakan semoga baik-baik saja. Kata dokter, semoga kondisi bayi terus membaik dan tindakan lebih lanjut bisa segera dilakukan. Tergantung kondisi bayi nanti,” ucapnya lirih.

Sebelumnya, Nengah Simpen dan istrinya sempat kelimpungan memikirkan urusan pembiayaan perawatan anaknya.

Pasalnya, pasutri ini diketahui tidak memiliki jaminan kesehatan apapun.

Sementara, penghasilan Nengah Simpen sehari-hari sebagai buruh bangunan dan tani hanya Rp 700 – 800 ribu selama sebulan.

“Itu pun gak pasti. Penghasilan segitu sehari-hari cuma cukup buat makan saja. Untunglah, kita dibantu oleh pemerintah Karangasem,” katanya.

Dengan adanya bantuan dari Pemkab Karangasem, pasutri beranak tiga ini bisa bernapas lega, karena mereka tak lagi perlu memikirkan biaya perawatan anak mereka.

Nengah Simpen menuturkan, seluruh pembiayaan di rumah sakit telah ditanggung oleh pemerintah melalui jaminan oleh Dinas Sosial Kabupaten Karangasem.

Kini, ia harus memikirkan pembiayaan sehari-hari selama anaknya dirawat di rumah sakit.

“Iya, ini masih bingung buat keperluan sehari-hari nanti gimana. Buat beli makan, popok bayi dan lain-lain,” tandasnya.